Materi

A. Pengertian Wirausaha, Kewirausahaan, dan Wirausahawan

1. Wirausaha

Etimologi kata wirausaha adalah berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Kata “wira” juga digunakan dalam kata “perwira”. Sedangkan “usaha” berarti “perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Jadi, secara etimologis/harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, bernilai, dan berguna dalam rangka meningkatkan pendapatan.

3. Wirausahawan

Wirausahawan adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai rencana.

B. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan

1. Tujuan Kewirausahaan

a. Meningkatkan jumlah wirausahawan sukses.

b. Menumbuhkembangkan kesadaran kewirausahaan.

c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan.

2. Manfaat Kewirausahaan

a. Menciptakan dan memperluas kesempatan kerja.

b. Melaksanakan pembangunan bangsa dan negara.

c. Meningkatkan kepribadian dan harga diri.

C. Karakteristik Wirausahawan

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang harus dimiliki oleh seseorang, yang menbedakan dengan orang lain.

1. Disiplin

Disiplin artinya tepat waktu dan mentatati peraturan.

2. Komitmen Tinggi

Komitmen tinggi berarti suatu janji kepada diri sendiri untuk tetap konsisten terhadap apa yang dikerjakan untuk mencapai tujuan

3. Jujur

Jujur merupakan kesesuaian antara hati, perkataan, dan perbuatan.

4. Kreatif dan Inovatif

Kreatif adalah kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru dan berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Inovatif adalah  proses mengubah peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat dijual.

5. Mandiri

Mandiri berarti tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuan sendiri.

6. Realistis

Realistis merupakan cara berfikir yang sesuai dengan akal sehat.

D. 10 Karakteristik Wirausahawan Menurut Bygrave (10D)

1. Dream

Mempunyai keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

2. Decisiveness

Membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.

3. Doers

Langsung mengambil tindakan dalam membuat keputusan.

4. Determination

Melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mudah menyerah.

5. Dedication

Terkadang mengorbankan kepentingan pribadi.

6. Devotion

Tidak mengenal lelah, semua perhatiannya semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.

7. Details

Sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.

8. Destiny

Bertanggungjawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai dan tidak mau bergantung kepada orag lain.

9. Dollars

Tidak mengutamakan mencapai kekayaan, tetapi uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bsinisnya.

10. Distribute

Bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses.

E. Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif

Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju (ambition drive). Perilaku kerja prestatif adalah pola kerja keras yang memiliki kemauan untuk selalu ingin maju agar mencapai kesuksesan dalam segala aspek usaha dan bisnisnya.

Dalam perilaku kerja prestatif, terdapat beberapa sikap kerja yang harus diperhatikan oleh wirausahawan untuk mencapai keberhasilan dalam mengelola usahanya, antara lain:

1. Kerja Ikhlas

Kerja ikhlas adalah bekerja dengan sungguh-sungguh. Dapat menghasilkan sesuatu yang baik dengan dilandasai hati yang tulus.

Contoh, seorang buruh tani yang bekerja dengan upah yang pas-pasan, namun tetap bekerja dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga.

2. Kerja Mawas

Kerja mawas diri dari rasa emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan/kemarahan yang sedang melanda jiwanya.

Contoh, seorang pemilik perusahaan, di rumah mempunyai masalah dengan keluarganya. Di perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan kesalahan. Maka sebagai pemimpin atau pemilik usaha harus dapat membedakan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan tidak emosional.

3. Kerja Cerdas

Kerja cerdas adalah pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang, dan mampu mencari solusi, sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan.

Contoh, menggunakan konsep keilmuan dalam bekerja, seperti teknologi yang tepat, konsep hitung menghitung (matematika), memakai bahasa global, pandai bernegosiasi, berkomunikasi, dan mengelola informasi.

4. Kerja Keras

Kerja keras adalah gila kerja untuk dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai. Kita dapat memanfaatkan waktu secara optimal sehingga kadang kadang tidak mengenal waktu, jarak dan kesulitan yang dihadapi.

Contoh, seorang penjual kayu bakar yang rumahnya di pegunungan, setiap hari berangkat petang/malam. Meskipun malam hari cuaca gelap, mereka membawa obor penerang jalan. Sampai di kota (pasar), dengan sabar ia menawarkan dagangannya sampai laku.

5. Kerja Tuntas

Kerja tuntas adalah mampu mengorganisasikan bagian usahanya secara terpadu dari awal sampi akhir untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Contoh, pengusaha warung yang dapat mengorganisasikan usahanya dengan baik, mulai dari membuat sarana warung, alat yang dibutuhkan, proses pembuatan menu, kemungkinan kerugian, sampai mendapatkan hasil akhir berupa laba/untung.

F. Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

1. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Usaha

a. Faktor Manusia

Merupakan faktor utama dalam mencapai keberhasilan sebab tanpa ada yang menjalankan maka peralatan yang canggih sekalipun tidak akan berguna. Tetapi, bukan berarti jika ada manusia yang menjalankan maka segala sesuatu akan beres. Bayangkan saja jika manusia tersebut malas, tidak mau berusaha dan tidak memiliki kemampuan apa-apa. Manusia (wirausahawan) harus percaya dan yakin usahanya dapat dilakukan.

b. Faktor Keuangan

Sesuatu yang penting dalam masalah keuangan bukan dalam hal besarnya dana yang dimiliki, tetapi pada kemampuan mengelola keuangan. Pengelola keuangan harus bersikap disiplin dan hati-hati. Kunci utama dalam mengelola keuangan adalah administrasi yang rapi, teliti dan tepat.

Hal-hal yang perlu dipelajari  wirausahawan dalam bidang keuangan, antara lain perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan, struktur pembelanjaan yang kurang menguntungkan, perhitungan biaya, harga dan laba yang diinginkan, pemasukan dana dari pinjaman.

c. Faktor Organisasi

Perusahaan juga merupakan sebuah organisasi. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya sekelompok orang yang bekerjasama dan adanya kegiatan kerja yang berbeda-beda tapi saling berhubungan.

d. Faktor Perencanaan

Perencanaan usaha bertujuan untuk mendorong cara berfikir seorang wairausahawan jauh ke depan, mengendalikan kegiatan usaha, mengukur berhasil tidaknya usaha,dan menghindari kesalahan.

e. Faktor Pemasaran

Pentingnya pemasaran bagi perusahaan adalah dapat menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke tangan konsumen secara tepat dan cepat. Sebaik apapun produk usaha, bila gagal dalam pemasarannya maka usaha tersebut dikatakan tidak berhasil.

f. Faktor Administrasi

Ketika usaha masih kecil, mungkin seorang wirausahawan tidak perlu membuat catatan, karena semua kejadian atau transaksi masih dapat diingatnya dengan baik. Namun, ketika usaha sudah semakin besar, maka sangat diperlukan adanya catatan-catatan atas hal-hal penting dalam usaha tersebut. Kejadian-kejadian penting yang dimaksud, antara lain transaksi, order barang, pembelian barang, pembayaran, dan sebagainya.

g. Faktor Fasilitas Pemerintah

Fasilitas-fasilitas itu bisa berupa kemudahan dalam mengurus perijinan usaha, pengajuan tambahan modal, dan keringanan membayar pajak.

2. Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Bagi seorang wirausaha, kegagalan dianggap sebagai keberhasilan yang tertunda dan menjadi cambuk untuk lebih baik.

a. Tidak kompeten dalam manajerial.

b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, maupun keterampilan mengelola sumber daya manusia.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.

d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan. Jika kita gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

f. Kurangnya pengawasan peralatan. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausa Wirausahawan yang kurang siap menghadapi perubahan akan sulit untuk berhasil.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer